Lahan basah adalah paru-paru lingkungan Matai’an, yang terletak di Guangfu, Hualien, memiliki lahan basah paling terkenal di Taiwan Timur…
Pengenalan
Lahan basah adalah paru-paru lingkungan Matai’an, yang terletak di Guangfu, Hualien, memiliki lahan basah paling terkenal di Taiwan Timur. Pertanian “Xin Lu” di daerah tersebut mulai mengoperasikan Wisata Perikanan lebih dari 20 tahun yang lalu dari kolam pemancingan. Pemilik pertanian Zhu Jinlang meninggalkan pekerjaan dan kehidupannya di kota karena ia ingin menjadi petani. Dia merasa sangat yakin setiap kali dia memegang cangkul. Oleh karena itu, kembali ke kampung halamannya dan menggabungkan budaya dan makanan lokal, ia mendirikan pertaniannya sendiri yang ideal. Dia juga merupakan kekuatan pendorong penting untuk pengembangan pariwisata ekologi di Lahan Basah Matai’an.
Air bawah tanah yang berasal dari Gunung Tengah mengalir ke tanah di kaki Gunung Maxi. Di Sungai Fudeng, tempat mata air berkumpul, melewati lahan basah. Seluruh lahan basah tampaknya ditumbuhi tanaman hijau. Rawa dan tanah berlumpur di bawahnya berkembang biak dengan berbagai kehidupan air dengan penampilan yang berbeda. Kadar air tanahnya tinggi. Selama usia pertanian, petani memanen sangat sedikit di sana, sehingga mereka menanam tanaman air, dan sering membudidayakan ikan, yang telah menjadi fenomena di mana pertanian dan perikanan hidup berdampingan.
Kolam ikan menarik pemancing karena mata airnya yang jernih dan murni, daging ikannya enak dan lembut, serta memiliki rasa manis yang alami. Pertanian “Xin Lu” memanfaatkan Kolam mata air untuk memlihara ikan air tawar Taiwan, perikanan ini membiakkan nila, yang sangat populer di pasaran. Ikan yang di besarkan di kolam air murni, ikan tidak berbau tanah. Cukup dipanggang dengan garam, ikannya terasa empuk dan lembab. Ini telah menjadi hidangan yang paling khas di restoran.
Fitur Wisata Pertanian
Budidaya Ikan
Cara menangkap ikan dengan Palakaw adalah contoh untuk koeksistensi manusia dan alam.
Di Perikanan “Xin Lu”, Pengunjung dapat merasakan cara penangkapan ikan ekologis tradisional dari suku Ami yaitu Palaka. Masyarakat Suku Ami membangun daerah penangkapan ikan di perairan Sungai Fudeng dan membuka pintu bagi ikan dan udang untuk keluar masuk dengan bebas. Daerah penangkapan itu bangun menggunakan bahan-bahan alami seperti bambu berongga, pohon pakis, kayu Lagerstroemia subcostata, daun aren Formosa dan bahan-bahan alami lainnya, membentuk kerangka gudang dari beberapa lapisan dan memasukkannya ke sungai untuk menciptakan lingkungan yang berbeda untuk tempat tinggal ikan dan udang.
Setelah hasil tangkapan ikan mendarat, cara memasak tradisional Ami juga sangat istimewa, Pengunjung harus mengalaminya sendiri!!!
Setelah hasil tangkapan ikan mendarat, cara memasak tradisional Ami juga sangat istimewa, Pengunjung harus mengalaminya sendiri!!!
Sayur-Mayur
Ciri utama budaya makanan Ami adalah dikenal sebagai bangsa yang tahu cara mengumpulkan sayuran liar dan memakannya. Setiap musim buah-buahan dan sayuran langka muncul di pasar, yang juga menjadi sorotan yang konsisten di menu Xin Lu.
Previous
Next